SEJARAH SINGKAT
KHULAFAUR RASYIDIN
Khulafaur Rasyidin
adalah para kholifah yang arif bijaksana. Mereka adalah keempat
sahabat yang terpilih menjadi pemimpin kaum muslim setelah Nab Muhammad
Rasulullah saw. wafat. Keempat kholifah tersebut ialah:
- Abu Bakar Ash-Shiddiq ra.;
- Umar bin Kaththab ra.;
- Utsman bin Affan ra.; dan
- Ali bin Abi Thalib ra.
Keempat kholifah itu selain berhasil
melanjutkan perjuangan Rasulullah saw. menegakkan ajaran tauhid, juga sukses
memperluas penyebaran dan mengharumkan nama Islam. Berikut ini kami uraikan
sekelumit riwayat hidup dan jasa khalifah ke tiga dan ke empat yaitu:
C. Utsman bin Affan ra. (23-35
H/644-656 M)
Ia seorang saudagar kaya-raya, dan
salah seorang penulis wahyu yang terkenal. Usianya lima tahun lebih muda dari
Nabi Muhammad saw. Sejak muda Utsman dikenal sebagai seorang pendiam, dan
memiliki budi pekerti yang terpuji. lalah yang membeli sumur Roumah untuk
dijadikan sumur umum. Sedemikian banyak amal kebajikannya, sehingga masyarakat
menggelarinya “Ghoniyyun Syakir” (orang kaya yang banyak bersyukur kepada Allah
SWT)
Abdurrohman bin Samuroh ra. mengungkapkan,
Utsman bin Affan datang menemui Rosulullah saw. dengan membawa uang sebanyak
seribu dinar yang dibungkus pakaiannya. Kala itu beliau sedang mempersiapkan
u’sroh (Pasukan dalam Perang Tabuk). Usai menerima sumbangan dari Ustman bin
Affan ra. untuk jihad fisabilillah, Rasulullah saw. bersabda, “Tidak ada yang
merugikan ibnu Affan atas apa yang dilakukannya setelah hari ini.” Beliau
mengulangi ucapan tersebut beberapa kali. (HR. Ahmad, dan Tirmidzi)
Sekalipun kaya-raya, Utsman tidak
pernah menjaga jarak dengan masyarakat kelas bawah, bahkan ia tidak
segan-segann untuk turut serta berperang. Karena kebaikannya itulah, ia
dinikahkan dengan putri Nabi bernama Ruqoyyah. Setelah Ruqoiyah meninggal
dunia, ia dikawinkan dengan putri Nabi lagi bernama Ummu Kultsum. Oleh sebab
itu masyarakat menggelarinya “Dzun Nurain” (yang mempunyai dua cahaya)
Langkah-langkah yang dilakukan oleh
Khalifah Utsman ra., adalah mengganti gubernur-gubernur negara taklukan Islam
yang ingin memisahkan diri setelah Umar wafat. Kemudian Ia memperbanyak naskah
Al Qur-an yan sudah dibukukan menjadi tujuh eksemplar yang antara lain dikirim
ke Syam, Yaman, Bahrain, Basroh, dan Kufah.
Utsman wafat pada usia 82 tahun,
setelah memerintah selama 12 tahun. Ia menemui ajal saat membaca Al Quran oleh
tikaman pedang Humron bin Sudan. Jasa Utsman terbesar adalah memelihara Al
Qur-an sebagaimana yang tersebar sekarang ini.
D. Ali bin Abu Tholib ra. (35-40
H/656-661 M)
Ia adalah putra Abu Tholib, paman Nabi
Muhammad saw. Sebagai sepupu yang usianya 32 tahun lebih muda, memungkinkan Ali
diasuh langsung oleh Nabi Muhammad saw. Tidaklah megherankan jika dari golongan
anak-anak yang pertama memeluk Islam adalah Ali. Pantaslah jika pengetahuan Ali
tentang Islam sangat luas, dan sangat teguh memegang ajaran Islam.
Sejak masa pemerintahan Khalifah Ali
inilah, Islam mulai mengalami kemunduran. Bermula dari banyaknya pihak yang
menuntut dendam atas terbunuhnya Utsman bin Affan ra., terutama dari golongan
Bani Umaiyyah dari kelompok ‘Aisyah ra., janda Nabi Muhammad saw. Suasana
tersebut semakin memanas dengan adanya kebijaksanaan Khalifah Ali mengganti
sebagian besar pejabat pemerintah yang telah diangkat oleh Utsman.
Setelah usaha menenangkan banyak
golongan yang menuntut balas atas kematian Utsman dengan jalan damai tidak
berhasil, maka ditempuhlah dengan peperangan. Pertama terjadilah Perang
Waq’atul Jamali (penamaan tersebut karena ‘Aisyah bersama pasukannya
mengendarai unta) atau peperangan unta. Kedua, Perang Shiffin atau peperangan
unta antara pasukan Khalifah Ali dan pasukan ‘Aisyah. Perang saudara ini
terjadi pada tahun 36 H/657 M, akibat hasutan Abdullah bin Saba. Perang ini
dimenangkan oleh pasukan Ali. Setelah diberi penjelasan tentang duduk perkara
yang sebenarnya, ‘Aisyah dikembalikan
Tamat
Sumber : http://delsajoesafira.blogspot.co.id/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar